Jumat, 02 Januari 2009

Syok Anafilaksis

Pendahuluan
Reaksi anafilaksis adalah suatu sindroma yang terjadi karena adanya peningkatan permiabilitas dinding pembuluh darah dan penyempitan bronkus yang mendadak1. Reaksi ini dicetuskan oleh beberapa mediator kimiawi endogen seperti : histamin, serotonin atau lainnya yang segera terbentuk. Peristiwa ini dapat setelah reaksi terkena racun. Perubahan dapat menjelma menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal nafas, henti jantung dan kematian mendadak.
Reaksi anafilaksis atau hipersensitivitas jenis cepat adalah reaksi imonopatologik tipe I, yaitu reaksi jaringan yang terjadi beberapa menit setelah obat manifestasi kontak antigen dan antibod2. Sebagai antigen adalah IgE.yang disebut homositotropik. Antigen yang sering menimbulkan reaksi anafilaksis antara lain : racun serangga, vaksin, serum antitoksin (yang tersering adalah terbuat dari bahan-bahan heterologus) dan obat-obatan (misalnya penisilin).
Sebenarnya syok anafilaksis dapat dianggap resiko tiap pemberian obat. melalui suntikan atau cara lain. Hal ini harus selalu kita pertimbangkan. Kegawatan yang mungkin terjadi dapat diatasi oleh personalia baik dokter maupun perawat yang tidak panik, dapat mengenal gejala anafilaksis dengan cepat dan segera memberikan pengobatan/pertolongan. Kematian atau cacat yang menetap akibat syok dapat dihindari dengan tindakan penyelamatan yang cepat dan tepat.
Gejala-gejala reaksi Anafilaksis.
Gejala-gejala syok anafilaksis sering disertai gejala reaksi hipersensitif lainnya Manifestasinya bergantung cara masuk antigen atau benda asing, jumlah yang diabsorpsi dan tingkat hipersensitifitas. Kebanyakan (95 %) reaksi akan timbul dalam 5-60 menit setelah pemberian i.m atau subkutan3. Dengan suntikan i.v. gejala permulaan akan terlihat dalam waktu 2-10 menit.
Melihat simptomatologi dan waktu interval antara kontak antigen dan timbulnya gejala klinis, hebatnya reaksi anafilaksis tidak sama pada individu yang berbeda4. Gejala klinis sekecil apapun harus diperhatikan dengan teliti karena dapat segera diikuti oleh gejala lain yang lebih hebat. Kadang-kadang hanya dimulai dengan telinga berdengung, lidah, muka dan tangan terasa gatal, dada terasa tertekan dan sesak nafas. Batuk dan nafas berbunyi (wheezing), urtikaria, kelopak mata dan faring bengkak, rasa mual dan muntah dapat pula menyertai gejala sebelumnya. Sering pula terjadi nyeri prekordial sebagai satu-satunya gejala permulaan5. Tanda-tanda edema laring dan hipotensi merupakan gejala menuju keadaan yang fatal.

Pertimbangan Penggunaan Obat-obatan Untuk Mengatasi Syok Anafilaksis.
1. Adrenalin
Sampai sekarang adrenalin masih merupakan obat pilihan pertama untuk mengobati syok anafilaksis6. Obat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh darah, melebarkan bronkus dan meningkatkan aktivitas otot jantung. Dosis di mulai dengan 0,3 - 0,5 mg.
2. Aminofuin.
Obat ini dipergunakan jika pemberian adrenalin belum dapat menghilangkan spasme bronkus. Harus diberikan dengan hati - hati karena efeknya terhadap kardiovaskular tidak tepat dan cenderung menyebabkan hipotensi.
3. Antihistamin.
Antihistamin tidak mendapat tempat untuk mengobati syok anafilaksis karena obat ini hanya bekerja sebagai inhibitor kompetitif terhadap histamin, tetapi tidak untuk mediator anafilaksis lainnya. Efek samping itu histamin yang sudah mempengaruhi jaringan atau organ tubuh tertentu tidak dapat lagi dinetralisasi oleh antihistamin.
4. Kortikosteroid.
Kortikosteroid tidak banyak manfaat dalam keadaan akut, tetapi berharga untuk pengobatan lanjutan karena efeknya timbul setelah 3 — 6 jam setelah pemberi­an. Pengaruh obat ialah meningkatkan respons jaringan terhadap efek adrenalin (per­missive action) dan mengurangi pelepasan mediator anafilaksis dengan jalan stabilisasi membransel7.
Penatalaksanaan Syok Anafilaksis.
Jika terjadi komplikasi syok anafilaksis segera penderita diletakkan pada alas yang keras, kaki diangkat lebih tinggi dari kepala. Posisi kepala diperbaiki sambil menarik rahang ke atas dan ke depan. Dalam waktu yang singkat (kurang dari 5 menit ) harus dapat dinilai keadaan jalan nafas dan sirkulasi.
Kalau syok anafilaksis sudah sampai pada henti jantung (cardiac arrest) segera dilakukan bantuan hidup dasar (basic life support) sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru. Selama resusitasi diberikan adrenalin 0,5 - 1 mg i.v. larutan 1 : 1000 tanpa pengenceran. Kalau hanya terjadi syok anafilaksis terapi farmakoligi pilihan ialah segera diberikan 0,3 - 0,5 mg adrenalin larutan 1 : 1000 untuk penderita dewasa atau untuk anak 0,01 mg/kg BB8. Adrenalin disuntikkan subkutan atau intra muskular untuk reaksi anafilaksis ringan, tetapi untuk. gejala-gejala yang hebat obat ini disuntikan intravena dengan larutan 1: 10000. Pemberian dengan cara intra trakea dapat pula dilakukan karena masa kerjanya hampir sama dengan intravena. Jika perlukan pemberian adrenalin boleh diulang setelah 5 - 10 menit. Penyuntikan melalui jalur intrakardia hanya dipertimbangkan bila cara intravena atau intratrakardia tidak dapat dilaksanakan di samping itu cara intrakardia yang kurang hati-hati memberikan komplikasi pneumotorak atau cidera arteri koronaria, dan penyuntikan yang langsung kedalam otot jantung sering menyebabkan aritmia.
Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberikan respons, dapat ditambahkan aminofilin 5 - 6 mg/kg BB i.v. dosis inisial diteruskan 0,4 - 0,9 mg/kg BB/menit dalam cairan infus.
Kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau deksametason 5 – 10mg i.v. dapat diberikan sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut atau resisten.
Kalau tekanan darah tetap rendah, berikan obat vasopresor dan pasang infus cairan dekstrose 5 % atau NaCI 0,9 %.
Jika penderita tidak sadar dan masih bernafas spontan adekuat, letakkan ia pada posisi garis lurus telentang atau pada posisi sisi mantap. Kalau penderita masih sadar dengan tanda-tanda syok pertahankan ia horizontal dan telentang dengan muka keatas dan tinggikan tungkai. Posisi kepala lebih rendah tidak dianjurkan. Berikan selimut tetapi tidak terlalu tebal agar tetap hangat.
Syok anafilaksis yang disertai Edema laring dapat berakibat obstruksi nafas total atau parsial. Penderita dengan sumbatan jalan nafas parsial selain ditolong dengan obat-obatan juga harus mendapat bantuan nafas dan tambahan oksigen. Bantuan nafas bisa dilakukan dengan cara mulut ke mulut/hidung atau reservoir bag ke mulut /hidung dan alat bantu lain. Penderita dengan sumbatan jalan nafas harus segera ditotong lebih aktif lagi dengan cara intubasi endotrakea, krikotiromi atau trakeotomi.
Dalam keadaan gawat penderita anafilaksis tidak bijaksana dikirim ke Rumah Sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau hal ini terpaksa dilakukan, penderita harus dikawal oleh dokter atau perawat yang terampil menanggulangi. Posisi waktu dibawa tetap horizontal dengan kaki lebih tinggi, tidak boleh duduk. Infus sudah harus terpasang dan persediaan resusitasi serta alat bantu resusitasi disertakan dengan penderita. Kalau syok sudah teratasi jangan cepat-cepat penderita dipulangkan tetapi diawasi dahulu selama kurang lebih 4 jam.
Pencegahan Reaksi Anafilaksis.
Pengobatan syok anafilaksis tidak sulit dilaksanakan asal tersedia obat-obat dan alat bantu resusitasi kegawatan. Tetapi harus dilakukan secepat mungkin karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak sampai pada kematian atau cacat organ tubuh yang menetap. Beberapa ahli sudah banyak memikirkan bagaimana cara mencegah reaksi anafilaksis. Temyata hal ini tidak mudah dilaksanakan. Beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain :
1. Menentukan apakah memang ada indikasi tepat memberikan obat tertentu dan apakah terdapat riwayat alergi terhadap obat tersebut. Jika perlu diganti dengan obat lain.
2. Harus diketahui apakah ada riwayat penyakit atopik pada penderita.
3. Apakah dapat dilakukan tes kulit atau tes lain terhadap obat yang akan diberikan Hasil tespun sering sulit diinterpretasikan. Bila tes negatif, pada umumnya pen­derita dapat mentoleransi obat tersebut. Tetapi tidak berarti pasti penderita tidak alergi karena mungkin alergennya kurang kuat. Sebaliknya jika tes kulit positif, ini menunjukkan penderita mempunyai risiko untuk bereaksi dengan obat ter­sebut, tetapi mungkin saja dalam tes terjadi reaksi positif palsu oleh iritasi non spesifik.
4. Menjelaskan kepada penderita atau keluarga tentang reaksi alergi pada tiap pemberian obat dan menjelaskan gejala yang akan dirasakan kalau terjadi reaksi.
5. Yang terpenting kita harus sediakan obat penawar untuk syok anafilaksis serta adanya alat bantu resusitasi. .

KESIMPULAN
1. Syok anafilaksis mungkin saja terjadi setelah pemberian obat. Komplikasi ini harus segera diketahui dan cepat ditanggulangi. Keselamatan penderita turut ditentukan oleh keterampilan personalia yang mampu menanggulangi kegawatan.
2. Syok anafilaksis yang sudah diikuti henti jantung, harus dilakukan resusitasi jantung dahulu. Adrenalin dan tindakan lainnya menyusul kemudian. Dalam keadaan ini dosis adrenalin 0,5 - 1 mg.
3. Pada syok anafilaksis adrenalin tetap merupakan pengobatan pertama. Dosis permulaan 0,3 - 0,5 mg untuk penderita dewasa dan 0,01 ing/kg BB untuk anak-anak.
4. Pemberian obat-obat dan tindakan lain selalu dipertimbangkan sesuai dengan gejala klinis yang ada.
5. Tindakan profilaksis reaksi anafilaksis tidak mudah dilaksanakan. Hal yang bermanfaat dapat dilakukan untuk menghadapi komplikasi ini ialah menyediakan obat-obat penawar dan alat bantu resusitasi serta kemampuan personalia melakukan resusitasi jantung paru.

DAFTAR PUSTAKA
1. Haupt M T., Carisopne, R W. Anaphylactic and anaphylactoid reactions. Dalam buku : Textbook of Critical Care, editor Schoemaker, W.C, Thonuone, W.L, Holbroolc. P.R., 1KB. Saunders, 1984, 72-82.
2. Tjokronegoro A Imunologi dan penyakit dalam imunologi, Diagnostik dan Terapi, editor : Tjokronegoro, A., Comain, S. FKUI 1982,1-16.
3. Kelly J F, Pattersone R Anapylaxis, course, mechanism and treatment. JAMA 12,1974; 1431 - 1436.
4. Sale S R, Greenberger P A, Pat tenone R. Idiopathic anaphylactoid reactions. JAMA 20, 1981; 2336-2339.
5. Surjadipraja M. Kedaruratan Kardiovaskular. Dalam buku Kedaruratan dan kegawatan Medik, editor : Tjokronegoro A, Maikmn A.H., FKUI Jakarta 1981, 93 - 102.
6. Barach E M, Nowak R M, Lee G T. Ephynephitne for treatment of anaphylacttc shock JAMA 3,1985; 34 - 38.
7. Safar P. Anaphyklaxis shock, Dalam buku Cardio-Pulnonary Cerebral Resuscitation. W B. Saunders, 1988,319-320
8. Font R M, Management of acute allergic disease Including anaphylaxis. Med. J. Austr.1984; 2:222-223

1 komentar:

  1. Ejakulasi dini atau dikenal terus dgn istilah ED yaitu disfungsi seksual yg tidak sedikit dialami segenap laki laki, di samping disfungsi ereksi. Ejakulasi dini ditentukan oleh dapat tidaknya laki-laki menggandeng ejakulasi supaya berjalan cocok bersama keinginannya.

    trick mengungguli ejakulasi dini :

    1. pendalaman batang penis
    diwaktu bersambung sex, tekan batang penis kamu bersama dua jari disaat kamu merasa dapat menyiapkan sperma. aktivitas pengutamaan ini bakal menghasilkan ejakulasi terhenti, terang formula ini dapat memunculkan rasa aneh nyaman dan kadang susah dilakukan. Itulah kenapa formula ini tak tidak sedikit difungsikan pria.

    2. Kacaukan pikiran
    dikala kamu bersambung sex dgn pasangan kamu, pikirkan objek yg tak ada hubungannya bersama gerakan sex kala kamu lagi bercinta. contohnya kamu memikirkan kompetisi sepak bola yg tempo hari kamu lihat atau mengingat rumus-rumus matematika yg runyam. Pikiran yg tak konsentrasi guna pertalian sex, dapat menciptakan kamu dapat berkukuh bahari dan ejakulasi sanggup ditunda.tetapi kalau kamu melamun benda yg beraroma bidang sex seperti gambar hidup sex, video sex, lokasi sex, motif seks,adegan sex, dapat menciptakan kamu miring bisa mengontrol emosi maka bakal berlangsung ejakulasi langsung atau dini. Namun pasti saja trick memberantakkan pikiran ini jadi ganjil nikmat guna kamu solo ataupun pasangan kamu, dikarenakan pasangan kamu dapat dapat merasakan bahwa kamu semula memikirkan elemen lain.

    Apabila pertanyaan masih belum sanggup terpecahkan serta-merta menghubungi dokter spesialis andrologi Klinik apollo pada wawancara lebih lanjut di Hotline No. (021)-62303060.

    Obat kulup panjang | Kulup panjang

    Cara atasi Ejakulasi dini | Klinik sunat jakarta

    Konsultasi Online Gratis | Free Chat

    BalasHapus

Pengikut