Selasa, 24 Maret 2009

Penyebab & Resiko Terjadinya Kanker BAGAIMANA TERJADINYA KANKER

Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur.

Kanker bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh.

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan.
Perubahan dalam bahan genetik sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu perubahan dalam ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu.
Misalnya suatu kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada sekitar 80% penderita leukemia mielositik kronik.
Perubahan genetik juga telah ditemukan dalam tumor otak dan kanker usus besar, payudara, paru-paru dan tulang.

Mungkin diperlukan serangkaian perubahan kromosom untuk terjadinya kanker.
Penelitian pada poliposis familial usus besar (kelainan usus herediter berupa pertumbuhan polip yang berubah menjadi ganas), telah membawa kita kepada suatu dugaan bagaimana hal ini terjadi pada kanker usus besar.
Lapisan usus besar yang normal mulai tumbuh secara aktif (hiperproliferasi), karena sel-selnya tidak lagi memiliki gen penekan pada kromosom 5 yang dalam keadaan normal mengendalikan pertumbuhan lapisan tersebut.
Selanjutnya perubahan yang ringan dalam DNA mempermudah terbentuknya adenoma (tumor jinak).
Gen lainnya (onkogen RAS) menyebabkan adenoma tumbuh lebih aktif.
Hilangnya gen penekan pada kromosom 18 selanjutnya akan merangsang adenoma dan pada akhirnya hilangnya gen pada kromosom 17 akan merubah adenoma yang jinak menjadi kanker.
Perubahan tambahan lainnya bisa menyebabkan kanker menyebar luas ke seluruh tubuh (metastase).

Pada saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan sering dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker.
Kanker cenderung terjadi jika sistem kekebalan tidak berfungsi secara normal, seperti yang terjadi pada penderita .AIDS, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan pada penyakit autoimun tertentu.
Tetapi sistem kekebalan tidak selalu efektif, kanker dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.
FAKTOR RESIKO KANKER

Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.

Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga.
Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.

Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga.
Wanita dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita kanker payudara dan 40-50% untuk menderita kanker indung telur.
Para peneliti telah menemukan bahwa 1% dari wanita Yahudi Ashkenazi memiliki mutasi gen ini.

Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.

Kelainan kromosom meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Misalnya seseorang dengan sindroma Down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia akut.

Sejumlah faktor lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Salah satunya yang paling penting adalah merokok sigaret. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih.

Pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.

Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar X, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Misalnya orang yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya leukemia.

Pemaparan oleh uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian, resiko semakin tinggi jika para penambang juga merokok.

Pemaparan jangka panjang terhadap radiasi ionisasi mempengaruhi seseorang untuk menderita kanker sel darah, termasuk leukemia akut.

Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan.
Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar.
Diet yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
Mengurangi lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar, payudara dan protat.
Peminum alkohol memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.

Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan bahan kimia lainnya banyak yang dicurigai sebagai penyebab kanker.
Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian.
Misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura).
Resiko ini akan lebih besar jika pekerja asbes juga adalah seorang perokok sigaret.

Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang.
Resiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di Jepang adalah rendah, tetapi resiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama besarnya dengan penduduk Amerika lainnya.
Orang Jepang memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi pada orang Jepang yang lahir di Amerika angka ini lebih rendah.
Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.

Beberapa virus menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker.
Virus papilloma yang menyebabkan kutil genitalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
Virus sitomegalo menyebabkan sarkoma Kaposi.
Virus hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen ataupun promotornya tidak diketahui.
Di Afrika, virus Epstein-Barr menyebabkan limfoma Burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.
Beberapa virus retro manusia, misalnya virus HIV, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.

Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
Infeksi oleh Clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di Timur Jauh, bisa menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.


EPIDEMIOLOGI KANKER

Resiko kanker telah berubah. Kanker yang tadinya sering ditemukan sekarang jarang terjadi.

Misalnya pada tahun 1930 kanker lambung di AS 4 kali lebih sering ditemukan daripada sekarang. Mungkin hal ini disebabkan karena sekarang ini orang lebih sedikit mengkonsumsi makanan yang diasap atau diasamkan.
Sementara itu angka kejadian kanker paru-paru di AS pada tahun 1930 adalah 5 dari setiap 100.000 orang meningkat menjadi 114 dari setiap 100.000 pada tahun 1990, dan angka kejadian ini melambung tinggi pada wanita. Perubahan ini hampir bisa dipastikan merupakan akibat dari meningkatnya pemakaian rokok sigaret. Merokok sigaret juga menyebabkan meningkatnya kanker mulut.

Usia merupakan faktor yang penting dalam terjadinya kanker.
Beberapa kanker, misalnya tumor Wilms, leukemia limfositik akut dan limfoma Burkitt, banyak menyerang usia muda. Mengapa hal ini terjadi, masih belum sepenuhnya dimengerti, tetapi salah satu faktor yang berperan adalah kecenderungan genetik.

Tetapi sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia lanjut.
Kanker prostat, lambung dan usus besar, kemungkinan besar terjadi setelah usia 60 tahun.
Di AS, lebih dari 60% dari kanker terdiagnosis pada penderita yang berusia diatas 65 tahun.
Secara keseluruhan, resiko terjadinya kanker di AS meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 25 tahun.

Meningkatnya resiko kanker mungkin merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.


Kanker & Sistem Kekebalan
ANTIGEN TUMOR

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri.

Jika sebuah sel menjadi ganas, antigen baru (yang tidak dikenal oleh sistem kekebalan) muncul dalam permukaan sel.
Sistem kekebalan mungkin mengenali antigen baru ini, yang disebut antigen tumor, sebagai benda asing dan bisa mengangkut atau menghancurkan sel-sel kanker. Tetapi sistem kekebalan yang berfungsi baikpun tidak selalu mampu menghancurkan seluruh sel kanker.

Antigen tumor telah ditemukan pada beberapa jenis kanker, yaitu melanoma maligna, kanker tulang (osteosarkoma) dan beberapa kanker saluran pencernaan.
Penderita kanker tersebut memiliki antibodi yang melawan antigen tumor. Antigen biasanya tidak mengeluarkan respon kekebalan yang cukup untuk mengendalikan kanker.
Tampaknya antibodi tidak mampu menghancurkan kanker dan bahkan kadang merangsang pertumbuhannya.

Antigen yang dilepaskan ke dalam pembuluh darah oleh beberapa kanker bisa ditemukan pada pemeriksaan darah.
Antigen ini kadang disebut tumor marker (petanda tumor).

Tumor marker lebih banyak digunakan dalam menegakkan diagnosis dan pengobatan kanker.
Misalnya pemeriksaan darah bisa membantu menjelaskan apakah pengobatan kanker efektif atau tidak. Jika petanda tumor tidak lagi ditemukan dalam contoh darah, kemungkinan pengobatan telah berhasil. Jika petanda tumor menghilang dan kemudian muncul lagi, kemungkinan kanker telah kembali kambuh.

Antigen karsinoembrionik (Carcinoembryonik Antigen, CEA) adalah antigen tumor yang ditemukan dalam darah penderita kanker usus besar, payudara, pankreas, kandung kemih, indung telur atau leher rahim.
Kadar antigen yang tinggi juga bisa ditemukan pada perokok sigaret berat dan penderita sirosis hati atau kolitis ulserativa.
Karena itu kadar CEA yang tinggi tidak selalu menunjukkan adanya kanker.
Pengukuran kadar CEA pada seseorang yang telah menjalani pengobatan untuk kanker, akan membantu mengetahui kekambuhan dari kanker.

Alfa-fetoprotein (AFP) yang dalam keadaan normal dihasilkan oleh sel-sel hati, ditemukan dalam darah penderita kanker hati (hepatoma).
AFP sering ditemukan pada penderita kanker indung telur tertentu atau kanker buah zakar dan pada anak-anak dan dewasa muda yang menderita tumor kelenjar hipofisa.

Beta-human chorionic gonadotropin (?-HCG) adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang merupakan dasar bagi pemeriksaan kehamilan.
Hormon ini juga ditemukan pada wanita yang memiliki kanker yang berasal dari plasenta dan pada pria yang menderita kanker buah zakar.
?-HCG merupakan petanda tumor yang sangat sensitif. Penggunaanya dalam memantau efek pengobatan telah membantu memperbaiki angka kesembuhan kanker ini sampai lebih dari 95%.

Kadar prostate-specific antigen (PSA) tinggi pada pria dengan pembesaran prostat jinak dan sangat tinggi pada pria penderita kanker prostat.
Apa yang menyebabkan tingginya kadar antigen ini, masih belum jelas, tetapi pria dengan kadar PSA yang meninggi harus menjalani pemeriksaan lanjutan untuk kanker prostat.
Pemantauan kadar PSA setelah suatu pengobatan kanker dapat menjelaskan apakah kanker telah kembali atau tidak.

Kadar CA-125 dalam darah meningkat pada wanita dengan berbagai penyakit indung telur, termasuk kanker.
Karena kanker indung telur sering sulit didiagnosis, beberapa ahli kanker menganjurkan untuk melakukan tes penyaringan terhadap CA-125 pada wanita diatas 40 tahun. Tetapi tes penyaringan ini kurang dapat dipercaya karena kurang peka dan kurang spesifik.

Pada kanker payudara, kadar CA 15-3 meningkat; pada kanker pankreas kadar CA 19-5 meningkat; pada multipel mieloma kadar &beta2;-mikroglobulin meningkat dan pada kanker buah zakar, kadar laktat dehidrogenase meningkat.
Tetapi tidak satupun yang dapat dipakai untuk penyaringan kanker. Pemeriksaan ini digunakan untuk memantau respon terhadap pengobatan pada penderita kanker.


IMUNOTERAPI

Untuk memperbaiki kemampuan sistem kekebalan dalam menemukan dan menghancurkan kanker, para peneliti telah menciptakan pengubah respon biologis (biologic response modifiers).
Bahan tersebut digunakan untuk fungsi-fungsi berikut:

1. Merangsang respon anti-tumor tubuh dengan meningkatkan jumlah sel pembunuh tumor atau menghasilkan 1 atau lebih bahan kimia pembawa pesan (mediator)

2. Secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh tumor atau bahan kimia pembawa pesan

3. Mengurangi mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon kekebalan

4. Merubah sel-sel tumor untuk meningkatkan kemungkinan mereka memicu suatu respon kekebalan atau membuat sel-sel tumor lebih mungkin dirusak oleh sistem kekebalan

5. Memperbaiki toleransi tubuh terhadap terapi penyinaran atau bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kemoterapi.

Pengubah respon biologis yang paling dikenal dan paling banyak digunakan adalah interferon.
Dalam keadaan normal, hampir seluruh sel manusia menghasilkan interferon, tetapi interferon juga dapat dibuat dengan tehnik biologi molekuler rekombinan.

Meskipun mekanisme aksinya belum sepenuhnya jelas, interferon berperan dalam pengobatan beberapa kanker.
Respon yang luar biasa (termasuk kesembuhan) telah terjadi pada sekitar 30% penderita sarkoma Kaposi, 20% penderita muda leukemia mielogenous kronik dan 15% penderita karsinoma sel ginjal.

Interferon memperpanjang periode bebas penyakit yang diharapkan pada penderita yang mengalami penyembuhan dari multipel mieloma dan beberapa bentuk limfoma.

Pada terapi sel pembunuh (killer cell therapy), limfosit dari penderita kanker dikeluarkan dari contoh darah.
Di laboratorium, dilakukan pemaparan terhadap limfosit dengan interleukin-2 (suatu faktor pertumbuhan sel T), untuk membuat sel-sel pembunuh limfokin aktif, yang akan disuntikkan kembali ke tubuh penderita melalui pembuluh darahnya.
Sel-sel ini lebih terlatih daripada sel-sel alami tubuh dalam menemukan dan menghancurkan sel-sel kanker.

Sekitar 25-30% penderita melanoma maligna atau kanker ginjal memberikan respon yang baik terhadap terapi sel pembunuh limfokin aktif, tetapi pengobatan ini masih dalam penelitian.

Terapi (antibodi) humoral menambah produksi antibodi oleh tubuh.

Bahan seperti bakteri tuberkulosis yang dilemahkan, yang diketahui bisa menambah respon kekebalan, telah dicoba pada beberapa kanker.
Menyuntikkan bakteri tuberkulosis secara langsung kedalam suatu melanoma hampir selalu menyebabkan menyusutnya kanker.
Kadang efeknya menyebar ke tumor yang telah menjalar ke seluruh tubuh (metastase).

Bakteri tuberkulosis juga telah berhasil digunakan untuk mengendalikan kanker kandung kemih yang belum menyebar ke dinding kandung kemih.

Pendekatan eksperimental lainnya menghubungkan antibodi spesifik tumor dengan obat antikanker.
Antibodi yang dibuat di laboratorium dan disuntikkan kepada penderita, akan membawa obat menuju sel-sel kanker.

Pilihan lainnya adalah antibodi yang dibuat di laboratorium yang dapat menempel baik kepada sel kanker maupun kepada limfosit pembunuh dan menyatukan kedua sel tersebut sehingga limfosit pembunuh dapat menghancurkan sel kanker.

Penelitian terbaru memberikan harapan untuk pengobatan yang baru.
Beberapa diantaranya menggunakan bagian dari onkogen, yang penting dalam pengaturan dan pertumbuhan sel.


PENYARINGAN KANKER

Tes penyaringan kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker.
Tes ini dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker, karena jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, biasanya dapat diobati sebelum menyebar lebih jauh.

Tes penyaringan tidak pasti, hasilnya diperkuat atau disangkal oleh pemeriksaan dan tes lanjutan.

Meskipun tes penyaringan dapat menyelamatkan hidup seseorang, tetapi biayanya mahal dan kadang menimbulkan reaksi psikis atau fisik.
Biasanya tes penyaringan memberikan sejumlah besar hasil positif palsu, dimana diduga terjadi kanker padahal sesungguhnya tidak.
Tes penyaringan juga bisa memberikan hasil negatif palsu, dimana tidak ditemukannya bukti dari suatu kanker padahal telah terjadi kanker.

Hasil positif palsu bisa menimbulkan stres psikis yang tidak semestinya dan bisa mengarah kepada dilakukannya tes lain yang mahal dan berbahaya.
Hasil negatif palsu bisa melenakan seseorang dalam perasaan aman yang palsu.
Karena itu praktisi medis harus secara seksama mempertimbangkan apakah perlu dilakukan tes penyaringan atau tidak.

2 tes penyaringan yang paling banyak digunakan pada wanita adalah tes Papanicolau (Pap smear) untuk menemukan kanker leher rahim dan mamografi untuk menemukan kanker payudara.
Kedua tes ini telah berhasil mengurangi angka kematian akibat kanker-kanker tersebut.

Tes penyaringan yang sering dilakukan pada pria adalah pengukuran kadar PSA (prostate-spesific agent) dalam darah.
Pada penderita kanker prostat, kadar PSA ini tinggi, tetapi kadarnya juga meningkat pada pria dengan pembesaran prostat yang jinak.
Kekurangan dari tes ini adalah biayanya yang tinggi dan seringnya ditemukan hasil positif palsu.

Tes penyaringan lainnya yang sering digunakan adalah memeriksa darah yang tersermbunyi (occult blood) dalam tinja.
Occult blood tidak dapat terlihat dengan mata telanjang, harus dilakukan pemeriksaan terhadap contoh tinja.

Ditemukannya occult blood dalam tinja merupakan pentunjuk ada sesuatu yang tidak beres di usus besar. Mungkin suatu kanker, meskipun penyakit lainnya juga bisa menyebabkan ditemukannya sejumlah kecil darah dalam tinja.

Beberapa tes penyaringan dapat dilakukan di rumah.
Misalnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan sangat berharga dalam membantu wanita menemukan kanker payudara.
Secara teratur memeriksa buah zakar dapat membantu pria menemukan kanker buah zakar, salah satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal.
Secara teratur memeriksa adanya luka terbuka di mulut bisa membantu menemukan kanker mulut dalam stadium awal.
DIAGNOSIS KANKER

Karena jenis kanker dan pengobatannya bervariasi, maka mendiagnosis adanya kanker dan menentukan jenisnya merupakan hal yang sangat penting.
Hal ini hampir selalu memerlukan pengambilan contoh jaringan kanker untuk diperiksa dibawah mikroskop.
Sejumlah tes khusus terhadap contoh jaringan kanker mungkin diperlukan untuk menggambarkan lebih jauh mengenai kanker yang ditemukan.

Bila jenis kankernya diketahui, akan membantu dokter dalam menentukan pemeriksaan yang akan dilakukan, karena setiap kanker cenderung untuk mengikuti suatu pola pertumbuhan dan penyebaran tertentu.

Pada 7% penderita, pemeriksaan dilakukan untuk menemukan metastase (penyebaran) sebelum kanker asalnya diobservasi.
Kadang kanker asalnya tidak dapat ditemukan.
Dokter biasanya dapat menentukan jenis tumor utamanya dengan melakukan biopsi dari kanker yang bermetastase dan memeriksanya dibawah mikroskop.
Namun identifikasi kanker tidak selalu mudah dan pasti.

MENENTUKAN STADIUM KANKER

Jika ditemukan kanker, pemeriksaan penentuan stadium (staging) kanker membantu dokter dalam merencanakan pengobatan yang tepat dan menentukan prognosisnya.

Serangkaian pemeriksaan digunakan untuk menentukan lokasi tumor, ukurannya, pertumbuhannya ke jaringan di sekitar dan penyebarannya ke bagian tubuh yang lain.

1. Staging bisa dilakukan dengan menggunakan:
2. Scan (misalnya scan hati atau tulang)
3. Pewarnaan
4. CT (computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging)
5. Mediastinoskopi
6. Biopsi sumsum tulang.

Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk menentukan stadium kanker.
Misalnya suatu laparotomi (pembedahan perut) memungkinkan ahli bedah untuk mengangkat atau mengobati kanker usus besar sambil menentukan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening terdekat.
Analisa kelenjar getah bening yang diangkat dari ketiak pada saat dilakukan mastektomi, membantu menentukan seberapa jauh kanker payudara telah menyebar dan apakah diperlukan terapi paska pembedahan.
Splenektomi dilakukan untuk mengangkat limpa dan membantu menentukan stadium dari penyakit Hodgkin.

Skening ultrasonik merupakan prosedur non-invasif dan tidak menimbulkan nyeri, yang menggunakan gelombang suara untuk menunjukkan struktur organ dalam.
Pemeriksaan ini membantu dalam menentukan ukuran kanker tertentu, terutama kanker ginjal, hati, panggul dan prostat.

CT scan digunakan untuk menemukan kanker di otak, paru-paru dan organ perut, termasuk kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, hati dan limpa.

Limfangiogram adalah suatu pemeriksaan dimana zat warna disuntikkan ke dalam kaki lalu dilakukan pemotretan rontgen.
Pemeriksaan ini membantu menemukan kelainan dalam kelenjar getah bening perut dan menentukan stadium dari penyakit Hodgkin dan kanker buah zakar.

Dengan prosedur MRI bisa menemukan kanker otak, tulang dan korda tulang belakang.

KEMOTERAPI

Belum ditemukan obat kanker yang ideal, yang menghancurkan sel-sel kanker tanpa mencederai sel-sel yang normal.
Meskipun demikian, banyak penderita yang bisa diobati dengan obat-obat antikanker (kemoterapi) dan beberapa diantaranya mengalami kesembuhan.
Pada saat ini efek samping dari kemoterapi dapat diminimalkan.

Obat antikanker dikelompokkan kedalam beberapa kategori:
1. Alkylating agents
2. Antimetabolit
3. Alkaloid tanaman
4. Antibiotik antitumor
5. Enzim
6. Hormon
7. Pengubah respon biologis

2 atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu kombinasi.
Alasan dilakukannya terapi kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan bertambahnya jumlah sel-sel kanker yang dihancurkan.
Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi bisa dikurangi jika obat dengan efek beracun yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah daripada dosis yang diperlukan jika obat tersebut digunakan tersendiri.

Obat-obat dengan sifat yang berbeda kadang digabungkan.
Misalnya obat yang membunuh sel-sel tumor dikombinasikan dengan obat yang merangsang sistem kekebalan terhadap kanker.


Gas mostar yang digunakan sebagai senjata pada Perang Dunia I merupakan contoh dari alkylating agents.
Obat golongan ini mempengaruhi molekul DNA, yaitu merubah struktur atau fungsinya sehingga tidak dapat berkembangbiak.

Efek sampingnya berupa:
- mual
- muntah
- rambut rontok
- iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya darah dalam air kemih
- jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit menurun
- jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang menetap)
- meningkatnya resiko leukemia.

Antimetabolitadalah sekumpulan obat yang mempengaruhi sintesa (pembuatan) DNA atau RNA dan mencegah perkembangbiakan sel.

Obat golongan ini menimbulkan efek yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi lebih gelap (meningkatkan pigmentasi) atau gagal ginjal.

Alkaloid tanaman adalah obat-obat yang dapat menghentikan pembelahan sel dan mencegah pembentukan sel-sel baru.

Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.

Antibiotik antitumor juga mempengaruhi DNA dan mencegah perbanyakan sel.

Efek sampingnya sama dengan alkylating agents.

Kepada penderita leukemia limfoblastik akut bisa diberikan asparaginase, suatu enzim yang mengeluarkan asparagin asam amino dari darah, yang diperlukan oleh leukemia untuk melangsungkan pertumbuhannya.

Efek samping berupa:
- reaksi alergi yang bisa berakibat fatal
- nafsu makan hilang
- mual
- muntah
- demam
- kadar gula darah tinggi.

Terapi hormon akan meningkatkan atau menurunkan kadar hormon tertentu untuk membatasi pertumbuhan kanker yang tergantung kepada hormon tersebut atau yang dihambat oleh hormon tersebut.

Misalnya kanker payudara memerlukan estrogen untuk pertumbuhannya. Tamoksifen merupakan obat anti-estrogen yang menghalangi efek estrogen dan bisa memperkecil ukuran kanker.
Kanker prostat bisa dihambat oleh estrogen atau obat antitestosteron.

Efek sampingnya bervariasi, tergantung dari hormon yang diberikan.
Pemberian estrogen kepada pria akan menyebabkan pembesaran payudara.
Pemberian obat anti-estrogen pada wanita bisa menyebabkan kemerahan pada wajah dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Interferon merupakan pengubah respon biologis pertama yang efektif, dan saat ini digunakan untuk mengobati sarkoma Kaposi dan mieloma multipel.

Imunoterapi lainnya menggunakan sel-sel imun yang telah dirangsang (sel pembunuh limfokin aktif), yang secara khusus menyerang tumor, misalnya melanoma dan kanker sel ginjal.
Pengobatan yang menggunakan antibodi terhadap sel tumor, yang telah dilabel dengan bahan radioaktif atau suatu racun, telah terbukti efektif dalam mengobati beberapa limfoma.
Kemoterapi bisa dilakukan di:
1. Rumah sakit
2. Klinik swasta
3. Tempat praktek dokter
4. Ruang operasi (jarang)
5. Rumah (oleh perawat, penderita sendiri atau anggota keluarga lainnya)

Cara-cara pemberian kemoterapi:
1. Secara langsung ke dalam pembuluh darah yang memasok daerah dimana tumor tumbuh
2. Drip intravena (dari sebuah kantong atau botol cairan intravena, selama beberapa menit sampai beberapa jam)
3. Intravena (langsung kedalam vena, selama beberapa menit)
4. Per-oral (berupa tablet, kapsul atau cairan)

Frekuensi pemberian kemoterapi:
1. Bervariasi, tergantung dari kankernya :
- beberapa obat dalam 1 hari
- 1 dosis/hari selama beberapa hari
- berkesinambungan selama beberapa hari
- dosis 1 kali/minggu
- 1 dosis atau beberapa hari pemberian obat/bulan
2. Pengobatan bisa diberikan beberapa minggu sampai beberapa tahun
3. Serangkaian pengobatan bisa diberikan hanya 1 kali, atau beberapa rangkaian pengobatan bisa diberikan dengan selang waktu diantaranya


TERAPI KOMBINASI

Untuk beberapa kanker, pengobatan terbaik merupakan kombinasi dari pembedahan, penyinaran dan kemoterapi.
Pembedahan atau penyinaran mengobati kanker yang daerahnya terbatas, sedangkan kemoterapi membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun penyinaran.

Kadang penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan, untuk memperkecil ukuran tumor; atau setelah pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.

Kemoterapi yang dikombinasikan dengan pembedahan, akan memperbaiki kesempatan harapan hidup pada penderita kanker usus besar, payudara atau kendung kemih yang telah menyebar ke kelenjar getah bening regional.
Pembedahan dan kemoterapi kadang dapat menyembuhkan kanker indung telur yang telah menyebar.

Kanker rektum telah berhasi diobati dengan kemoterapi dan terapi penyinaran.
Pada kanker usus besar yang telah menyebar, kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan dapat memperpanjang harapan hidup bebas penyakit.

Sekitar 20-40% kanker kepala dan leher telah disembuhkan oleh kemoterapi yang diikuti dengan terapi penyinaran atau pembedahan.
Bagi yang tidak mengalami kesembuhan, terapi ini bisa mengurangi gejala-gejalanya (terapi paliatif).

Pembedahan, terapi penyinaran dan kemoterapi memegang peranan penting dalam mengobati tumor Wilms dan rabdomiosarkoma.
Pada rabdomiosarkoma (kanker kidney pada masa kanak-kanak), tujuan pembedahan adalah mengangkat kanker utama, bahkan jika sel-sel tumor telah menyebar ke bagian tubuh lain yang jauh dari ginjal.
Kemoterapi dimulai pada saat pembedahan dan terapi penyinaran diberikan kemudian untuk mengobati daerah setempat dari sisa kanker.

Beberapa tumor (misalnya tumor lambung, pankreas atau ginjal) hanya memberikan respon terhadap terapi penyinaran, kemoterapi atau kombinasi keduanya.
Terapi tersebut dapat mengurangi nyeri akibat penekanan atau gejala-gejala yang timbul jika tumor menyusup kedalam jaringan di sekitarnya.

Beberapa tumor yang kebal (misalnya kanker paru-paru non-sel kecil, kanker kerongkongan, kanker pankreas, kanker ginjal) bisa diobati untuk meningkatkan waktu harapan hidup.
EFEK SAMPING PENGOBATAN

Hampir setiap penderita yang mendapatkan terapi penyinaran atau kemoterapi mengalami efek samping tertentu, paling sering berupa mual atau muntah dan berkurangnya jumlah sel darah putih.
Penderita yang mendapatkan kemoterapi sering mengalami kerontokan rambut.
Mengurangi efek samping merupakan aspek penting dari pengobatan.

Mual dan muntah

Mual dan muntah biasanya dapat dicegah atau dikurangi dengan obat (anti-emetik).
Mual bisa dikurangi dengan mengurangi frekuensi camilan dan menghindari makanan tinggi serat yang menghasilkan gas atau yang sangat panas atau sangat dingin.

Penurunan jumlah sel darah putih
Sitopenia adalah suatu keadaan dimana terjadi kekurangan dari satu atau beberapa jenis sel darah.

Hal ini bisa terjadi selama pengobatan kanker.

Misalnya penderita bisa mengalami:
- anemia (jumlah sel darah merah yang rendah)
- neutropenia atau leukopenia (jumlah sel darah putih yang rendah)
- trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah).

Biasanya sitopenia tidak perlu diobati. Tetapi jika anemianya berat, bisa diberikan transfusi packed red cells.
Demikian juga bila trombositopenianya berat, bisa diberikan transfusi trombosit untuk mengurangi resiko terjadinya perdarahan.

Pada penderita yang mengalami neutropenia (jumlah neutrofil-sejenis sel darah putih-yang rendah) memiliki resiko tinggi untuk terjadinya infeksi.
Karena itu demam yang melebihi 38deg Celsius ditangani sebagai keadaan darurat.
Diperiksa kemungkinan adanya infeksi dan mungkin dibutuhkan antibiotik atau bahkan perawatan di rumah sakit.

Jarang dilakukan transfusi sel darah putih karena hanya bertahan selama beberapa jam dan menyebabkan berbagai efek samping.
Bisa diberikan bahan tertentu (misalnya faktor perangsang granulosit) untuk merangsang pembentukan sel darah putih.


Efek samping lainnya

Terapi penyinaran atau kemoterapi bisa menyebabkan peradangan atau bahkan luka terbuka (borok, ulkus) pada selaput mukosa, misalnya pada lapisan mulut.
Ulkus di mulut terasa sangat sakit dan bisa menimbulkan kesulitan pada waktu makan.
Sejumlah obat kumur (biasanya mengandung antasid, antihistamin dan anestesi lokal) bisa mengurangi gejala ini.
Meskipun jarang terjadi, pemberian makanan harus dilakukan melalui selang yang dimasukkan langsung ke dalam lambung atau usus halus atau melalui infus.

Sejumlah obat bisa mengurangi diare yang disebabkan oleh terapi penyinaran di perut.


PENGOBATAN YANG LEBIH BARU

Pendekatan yang lebih baru dalam mengobati kanker adalah kemoterapi dosis intense, yang menggunakan obat dalam dosis yang sangat tinggi.

Terapi ini digunakan untuk tumor yang mengalami kekambuhan meskipun memberikan respon yang baik pada kemoterapi awal.
Tumor ini telah menunjukkan kepekaan terhadap obat; strategi yang dilakukan adalah meningkatkan dosis obat secara nyata untuk membunuh lebih banyak lagi sel-sel kanker, sehingga memperpanjang harapan hidup penderita.

Tetapi kemoterapi dosis intense bisa menyebabkan cedera yang berakibat fatal terhadap sumsum tulang.
Karena itu terapi ini biasanya digabungkan dengan terapi penyelamatan, dimana sumsum tulang diangkat sebelum dilakukan kemoterapi.
Setelah pengobatan, sumsum tulang dikembalikan kepada pendeirta.
Meskipun masih dalam penelitian, pengobatan ini pernah dilakukan pada kanker payudara, limfoma, penyakit Hodgkin dan mieloma.

Pencangkokan sumsum tulang dari donor yang memiliki jaringan yang cocok bisa dilakukan setelah kemoterapi dosis intense pada penderita leukemia akut.
Bisa terjadi komplikasi berupa penyakit graft-versus-host, dimana jaringan yang dicangkokkan dihancurkan oleh jaringan penerima (tuan rumah).

Tehnik penyinaran baru, seperti penyinaran proton atau neutron, efektif untuk tumor-tumor tertentu.

Pewarnaan yang telah diaktifkan oleh penyinaran dan terapi fotodinamik memberikan hasil yang menjanjikan.

Imunoterapi menggunakan tekhik-tehnik berikut untuk merangsang sistem kekebalan tubuh melawan kanker:
- pengubah respon biologis
- terapi sel pembunuh
- terapi antibodi (terapi humoral).
Tehnik-tehnik tersebut telah digunakan untuk mengobati sejumlah kanker yang berbeda (misalnya melanoma, kanker ginjal, sarkoma Kaposi dan leukemia.

Akhirnya, salah satu pendekatan pengobatan yang paling penting adalah menemukan obat yang dapat mencegah kanker.
Retinoid (derivat vitamin A) telah terbukti efektif dalam mengurangi angka kekambuhan pada beberapa kanker, terutama kanker mulut, pita suara dan paru-paru.
Jenis Kanker

Kanker jaringan (malignancies) dapat terjadi di dalam darah dan jaringan pembentukan darah (leukemia dan limfoma) dan tumor ‘solid’, sering dikategorikan kanker. Kanker dapat berupa carcinomas atau sarcomas.

Leukemia dan limfoma adalah kanker darah dan jaringan pembentukan darah. Daripada membentuk gumpalan, mereka bisa tetap sebagai sel kanker terpisah. Oleh karena itu, mereka sering membahayakan tubuh dengan hilangnya sel darah normal dari sumsum tulang dan aliran darah, jadi fungsi normal sel secara berangsur-angsur tergantikan oleh kanker sel darah.

Carcinomas adalah kanker sel epitel, sel yang melindungi permukaan tubuh, memproduksi hormon, dan membuat kelanjar. Contoh carcinomas adalah kanker kulit, kanker paru-paru, kanker usus, kanker perut, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker kelenjar tiroid. Ciri khasnya, carcinomas lebih sering terjadi pada orang tua dibandingkan dengan orang yang lebih muda.<

Sarcomas adalah kanker sel mesodermal, sel yang membentuk otot-otot dan jaringan penghubung. Contoh sarcomas adalah leiomyosarcoma (kanker otot halus yang ditemukan pada dinding organ pencernaan) dan osteosarcoma (kanker tulang). Secara khas, sarcoma terjadi lebih sering pada orang yang lebih muda dibandingkan dengan pada orang yang lebih tua.

Makanan Dan Kanker
Banyak penelitian sudah diusahakan untuk memastikan apakah makanan tertentu meningkatkan atau mengurangi resiko seseorang untuk terkenan kanker. Sayangnya, penelitian berbeda terkadang memiliki hasil yang bertentangan, jadi sulit untuk mengetahui pengaruh makanan atau makanan suplemen terhadap resiko kanker. Beberapa makanan dan suplemen telah diteliti lebih dari yang lain, dan yayasan sosial kanker Amerika telah mencoba untuk menyimpulkan.

Antioksidan : antioksidan, seperti Vitamin C, Vitamin E, dan beta karoten (Vitamin A), adalah bagian dari makanan seimbang. Walaupun begitu, menggunakan suplemen yang mengandung antioksidan ini mengurangi resiko kanker belum diketahui. terdapat beberapa bukti bahwa menggunakan suplemen beta karoten dengan dosis tinggi bisa meningkatkan resiko pada kanker jenis tertentu.

Makanan bioengineered : bahan-bahan dari tumbuhan yang berbeda atau dari mikroorganisme tertentu ditambahkan ke bahan pada beberapa makanan untuk meningkatkan kekuatan tanaman atau resistan terhadap hama pengganggu atau untuk memperbaikinya dalam beberapa cara lain. Tidak terdapat fakta terbaru yang menunjukkan bahwa makanan bioengineered memiliki pengaruh pada resiko kanker.

Kalsium : asupan kalsium tinggi, khususnya melalui suplemen kalsium, bisa meningkatkan resiko pada kanker prostat.
Kopi : meskipun beberapa penelitian yang telah lalu menunjukkan hubungan antara konsumsi kopi dengan resiko kanker, penelitian akhir-akhir ini menunjukkan tidak ada hubungannya.

Lemak saturasi : saturated fats bisa meningkatkan resiko kanker. Lebih pentingnya, meskipun begitu, makanan yang mengandung saturated fats tingkat tinggi juga mengandung banyak kalori dan bisa menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor resiko untuk kanker.

Serat : terdapat sedikit bukti bahwa makan sebuah makanan berserat tinggi mengurangi resiko kanker.

Ikan dan asam lemak omega-3 : beberapa penelitian pada binatang telah menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 bisa memperlambat pertumbuhan kanker, tetapi hasil serupa tidak ditemukan pada orang.

Fluorida : penelitian belum menunjukkan peningkatan resiko kanker pada orang yang minum air berfluoride atau orang yang menggunakan pasta gigi atau menjalani pengobatan fluoride gigi.

Folat : folat yang digunakan setiap hari bisa mengurangi resiko pada kanker usus.

Aditif makanan: Aditif makanan harus disetujui oleh badan pengawas makanan dan obat-obatan sebelum dimasukkan ke dalam makanan, maka aditif baru melalui tes lebih luas. Lebih jauh, tidak ada bukti bahwa tingkat aditif ditemukan di dalam produk makanan meningkatkan resiko pada kanker.

Bawang putih : apakah bawang putih mengurangi resiko kanker belum diketahui.<

Makanan teradiasi : radiasi, yang kadangkala digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada makanan, tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker.

Lycopene : beberapa penelitian menyatakan bahwa lycopene, yang ditemukan terutama pada tomat, bisa mengurangi resiko pada beberapa kanker.

Daging yang diproses : orang yang makan daging yang diproses dalam jumlah besar kemungkinan beresiko kanker perut. beberapa pemeriksa menemukan nitrat, yang terdapat pada daging luncheon, ham, dan hot dogs. Hubungan ini tidak terbukti. Makan daging yang diproses dengan garam atau asap bisa meningkatkan eksposure dengan zat yang menyebabkan kanker.

Daging yang dimasak pada suhu yang tinggi : makan daging yang dimasak pada suhu tinggi, misalnya dibakar, dapat meningkatkan resiko kanker.

Makanan organic : apakah makan makanan yang tumbuh dengan metode organik mengurangi resiko kanker belum diketahui.
Pestisida : belum ada bukti bahwa sisa pestisida ditemukan dalam jumlah sedikit pada makanan meningkatkan resiko kanker.

Sakarin : sakarin tidak menyebabkan kanker pada manusia.

Garam : diet mengandung jumlah besar makanan yang disajikan dengan pengawet atau garam bisa meningkatkan resiko pada perut dan kanker kerongkongan. Tidak ada penelitian yang menemukan resiko serupa untuk jumlah sedikit atau jumlah cukup pada garam untuk rasa.

Selenium : beberapa penelitian menyatakan bahwa selenium melindungi dari beberapa jenis kanker.

Kacang kedelai : penelitian belum menunjukkan bahwa suplemen kacang kedelai mengurangi resiko kanker.

Teh : Teh tidak terbukti mengurangi resiko kanker.

Vitamin D : Vitamin D bisa memiliki beberapa manfaat dalam mengurangi resiko kanker prostate.

Gejala-gejala Kanker
Mulanya, kanker adalah massa kecil pada sel, yang tidak menghasilkan gejala apapun. Sebagaimana pertumbuhan kanker, penampilan fisik bisa mempengaruhi jaringan di sekitarnya. Juga, beberapa kanker, mengeluarkan zat-zat tertentu atau memicu reaksi kekebalan yang menyebabkan gejala-gejala pada bagian lain tubuh yang tidak dekat dengan kanker (sindrom paraneoplastic).

Kanker mempengaruhi jaringan di sekitarnya dengan bertumbuh ke dalam atau mendorong jaringan di sekitarnya, dengan demikian mengiritasi atau menekan mereka. Iritasi biasanya menyebabkan rasa sakit. Tekanan bisa menghambat jaringan untuk melakukan fungsi normal mereka. Misal, kanker kandung kemih atau kanker getah bening pada perut bisa menekan pembuluh (ureter) yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih menyumbat aliran kemih. Kanker paru-paru bisa menyumbat aliran udara melalui bagian paru-paru, menyebabkan kolaps paru-paru dan mempermudah terinfeksi. Dimanapun kanker bisa menekan pembuluh darah, menutup aliran darah dan menyebabkan pendarahan. Ketika kanker berkembang pada daerah dengan banyak ruang, seperti pada dinding usus besar, hal itu tidak bisa menyebabkan gejala apapun sampai menjadi sangat besar. Sebaliknya, kanker berkembang pada ruang yang lebih sempit, seperti pada pita suara bisa menyebabkan gejala (seperti parau) ketika kanker masih relatif kecil. Jika kanker menyebar (metastasizes)ke bagian tubuh lainnya, efek lokal yang sama pada iritasi dan tekanan terjadi dengan cepat, tetapi di lokasi yang baru, gejala tersebut kemungkinan sangat berbeda. Kanker yang berhubungan dengan selaput yang melindungi paru-paru (pleura) atau struktur seperti kantong yang mengelilingi jantung (pericardium) seringkali mengeluarkan cairan, yang menumpuk di sekitar organ tersebut, penumpukan cairan dalam jumlah banyak bisa mengganggu pernafasan atau memompa jantung.
Apakah Paraneoplastic Syndromes?

Sindrom paraneoplastic terjadi ketika kanker menghasilkan salah satu atau lebih zat-zat yang mengalir di dalam aliran darah menyebabkan gejala pada tempat-tempat jauh dari tumor. Zat-zat ini bisa mempengaruhi fungsi pada jaringan dan organ lain, menghasilkan berbagai macam gejala. Sindrom paraneoplastic bisa mempengaruhi ‘istem organ lainnya, termasuk sistem saraf dan sistem endokrin (hormon), menyebabkan beberapa masalah seperti gula darah rendah, diare, atau tekanan darah tinggi.

Sindrom umum seperti terbentuknya demam, berkeringat di malam hari, dan kehilangan berat badan dan nafsu makan bisa dialami oleh banyak orang dengan kanker. Kebanyakan sindrom yang dibahas di bawah ini adalah jarang terjadi, dan kebanyakan pasien kanker tidak mengalami sindrom paraneoplastic lebih khusus.

Sindrom neurologic : polyneuropathy adalah kerusakan pada saraf di sekeliling, mengakibatkan lemah. Kehilangan sensasi, dan mengurangi refleks. Subacute sensory neuropathy adalah bentuk langka pada polyneuropathy yang kadangkala terbentuk sebelum kanker didiagnosa. Hal itu menyebabkan kelumpuhan hilangnya sensasi dan inkoordinasi tetap sedikit lemah.

Penurunan paraneoplastic cerebellar bisa terjadi tetapi jarang pada pasien dengan kanker payudara, kanker ovarium, sel carcinoma kecil pada paru-paru, atau tumor kuat lainnya. Gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh autoantibodi (antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri) yang menghancurkan cerebellum. Gejala-gejala bisa termasuk tidak tenang ketika berjalan, inkoordinasi pada lengan dan kaki, kesulitan berbicara, pening, dan penglihatan ganda. Gejala-gejala bisa timbul sebelum kanker diketahui.

Gerakan mata yang tidak dapat dikendalikan (opsoclonus) dan kontraksi cepat pada lengan dan kaki (myoclonus) bisa terjadi pada beberapa anak dengan neuroblastoma.

Subacute motor neuropathy terjadi pada beberapa orang dengan limfoma Hodgkin dan nonhodgkin. Sel saraf pada tulang belakang terkena, melemahkan lengan dan kaki.

Sindrom eaton-lambert terjadi pada beberapa orang dengan sel carcinoma kecil pada paru-paru. Sindrom ini ditandai dengan otot yang sangat lemah yang disebabkan oleh kurangnya aktivasi yang seharusnya pada otot oleh saraf.

ma adalah tumor langka yang bisa digabungkan dengan myasthenia gravis, sindrom pada lemah yang diakibatkan dari antibodi yang merusak saraf penghubung pada jaringan otot.

Sindrom endokrin : sel carcinoma kecil pada paru-paru bisa mengeluarkan zat-zat yang merangsang kelenjar adrenalin untuk menghasilkan kadar hormon yang meningkat, yang bisa menyebabkan lemah, berat badan bertambah, dan tekanan darah tinggi (sindrom cushing). Sel carcinoma kecil pada paru-paru bisa juga menghasilkan hormon antidiuretik, menyebabkan penyimpanan air, pengurangan kadar sodium, lemah, pusing, dan kejang pada beberapa orang.
Kadar kalsium sangat tinggi pada darah (sindrom hypercalcemic) bisa terjadi pada orang dengan tumor kuat atau leukemia. Hal ini bisa terjadi ketika kanker mengeluarkan zat menyerupai hormon di dalam darah yang menyebabkan terlepasnya kalsium dari tulang. Kadar kalsium tinggi bisa juga terjadi jika kanker langsung menyerang tulang, dengan demikian melepaskan kalsium ke dalam aliran darah. Akibatnya kadar kalsium tinggi di dalam darah, orang tersebut mengalami pusing, yang bisa koma dan bahkan kematian.

Produksi berlebihan pada hormon lainnya bisa menyebabkan sindrom carcinoid-membilas, mendesah, diare, dan masalah katup jantung.

Sindrom lain : polymyosistis adalah kelemahan otot dan rasa sakit yang dihasilkan dari peradangan otot. Ketika polymyositis disertai dengan peradangan kulit, keadaan tersebut disebut dermatomyositis.

Hypertrophic osteoarthropathy bisa terjadi pada orang dengan kanker paru-paru. Sindrom ini merubah bentuk jari tangan dan kaki dan menyebabkan bengkak yang sangat menyakitkan pada beberapa persendian.

Nyeri

Kanker biasanya tidak menyakitkan mulanya. Dengan berkembangnya mereka, gejala pertama seringkali rasa tidak nyaman yang ringan, yang bisa sangat bisa menjadi rasa sakit parah yang meningkat sebagaimana pembesaran kanker. Rasa sakit tersebut bisa terjadi dari tekanan kanker atau longsor ke dalam saraf atau struktur lain. Meskipun begitu, tidak semua kanker menyebabkan rasa sakit berat. Dengan cara yang sama, kurangnya rasa sakit tidak menjamin bahwa kanker tidak berkembang atau menyebar.

Perdarahan

Awalnya, kanker bisa sedikit berdarah karena selnya tidak menempel dengan baik satu sama lain dan pembuluh darahnya rapuh. Kemudian, sebagaimana pembesaran kanker dan menyerang jaringan di sekitar, hal ini bisa berkembang ke dalam pembuluh darah di sekitar, menyebabkan pendarahan. Pendarahan tersebut kemungkinan ringan dan tidak terdeteksi atau dapat terdeteksi hanya dengan tes. Seperti kasus yang sering pada kanker usus tahap pertama. Atau, terutama dengan kanker tahap lanjut, pendarahan kemungkinan lebih signifikan, bahkan besar dan mengancam nyawa.

Letak kanker memastikan letak pada pendarahan. Kanker dimanapun sepanjang saluran gastrointestinal bisa menyebabkan pendarahan pada tinja. Kanker dimanapun sepanjang saluran kemih bisa menyebabkan pendarahan pada urin. Kanker lain bisa berdarah masuk ke dalam bagian dalam tubuh. Pendarahan ke dalam paru-paru bisa menyebabkan orang tersebut batuk darah.

Kehilangan Berat Badan dan Lelah

Umumnya, seseorang yang menderita kanker bisa mengalami kehilangan berat badan dan lelah, dimana bisa bertambah buruk sebagaimana kemajuan kanker. Beberapa orang menyatakan kehilangan berat badan meskipun nafsu makan baik. Yang lainnya kehilangan nafsu makan dan bahkan bisa dimualkan oleh makanan atau mengalami kesulitan menelan. Mereka bisa menjadi kurus; hilangnya lemak yang mendasari terutama kelihatan pada wajah. Orang dengan kanker lanjut seringkali sangat letih dan tidur berjam-jam seharian. Jika anemia terbentuk, orang ini bisa menemukan bahwa mereka merasa lelah atau menjadi sulit bernafas bahkan dengan aktivitas ringan.

Kelenjar Getah Bening Bengkak

Sebagaiman kanker mulai menyebar di sekitar tubuh, hal itu pertama kali bisa menyebar ke sekitar getah bening, menjadi bengkak. Getah bening yang bengkak kemungkinan tidak menyakitkan atau ringan, dan terasa keras dan seperti karet. Mereka terasa mudah diangkat atau, jika kanker lebih lanjut, mereka bisa tersangkut pada kulit di atasnya, menuju lapisan lebih dalam pada jaringan di bawah, atau dua-duanya.

Depresi

Kanker sering meghasilkan depresi. Depresi bisa berhubungan dengan gejala pada sakit, ketakutan pada sekarat, atau kehilangan kebebasan. Sebagai tambahan, beberapa kanker bisa menghasilkan zat-zat yang secara langsung menyebabkan depresi dengan mempengaruhi otak.

Gejala Neurologis dan Muskular

Kanker bisa berkembang ke alam atau menekan saraf, menyebabkan beberapa gejala penyakit saraf dan otot, termasuk perubahan sensasi (seperti rasa geli) atau kelemahan otot. Ketika kanker berkembang di dalam otak, gejala kemungkinan menunjukkan gejala dengan tepat, tegas tetapi bisa termasuk pusing, pening, sakit kepala, mual, perubahan pada penglihatan, dan serangan. Gejala neurologis bisa juga menjadi bagian pada sindrom paraneoplastic.

Gejala-gejala Pernafasan

Kanker bisa menekan atau menyumbat struktur, seperti saluran udara di dalam paru-paru, menyebabkan kesulitan bernafas, batuk, atau pneumonia. Kesulitan bernafas bisa juga terjadi ketika kanker menyebabkan plural effusion besar, pendarahan ke dalan paru-paru, atau anemia.

Sel kanker terbentuk dari sel yang sehat dengan proses kompleks yang disebut transformasi. Langkah pertama pada proses tersebut adalah inisiasi, yang mana sebuah perubahan bahan genetik sel (pada DNA dan kadangkala pada struktur kromosom) memicu sel menjadi kanker. Perubahan pada bahan genetik sel bisa terjadi secara spontan atau dibawa oleh alat yang menyebabkan kanker (karsinogen). Karsinogen termasuk beberapa bahan kimia, tembakau, virus, radiasi, dan sinar matahari. Meskipun begitu, tidak semua sel rentan terhadap karsinogen. Cacat genetik pada sel bisa membuat hal itu lebih rentan. Bahkan iritasi luka kronis bisa membuat sel makin rentan terhadap karsinogen.

Tahap kedua dan akhir di dalam perkembangan kanker disebut promosi. Senyawa yang menyebabkan promosi disebut promotor. Promotor dapat berupa zat-zat di dalam lingkungan atau bahkan beberapa obat-obatan (seperti obat tidur). Tidak seperti karsinogen, promotor tidak menyebabkan kanker dengan sendirinya. Hanya, promotor membiarkan sel yang telah mengalami inisiasi menjadi kanker. Promosi tidak mempunyai efek pada sel noninisiasi. Dengan begitu, beberapa faktor, seringkali kombinasi sel rentan dan karsinogen, diperlukan untuk menyebabkan kanker

Beberapa karsinogen cukup kuat untuk bisa menyebabkan kanker tanpa perlu promosi. Misalnya, radiasi ionisasi (yang digunakan pada sinar X dan yang dihasilkan dari energi nuklir dan ledakan bom atom) bisa menyebabkan berbagai macam kanker, terutama sekali sarcoma, leukemia, kanker tiroid, dan kanker payudara.

Kanker bisa berkembang secara langsung ke dalam jaringan di sekitarnya atau menyebar ke jaringan-jaringan atau organ-organ, yang dekat atau jauh. Kanker bisa menyebar melalui sistem lymphatic. Jenis penyebaran ini adalah ciri khas pada carcinoma. Misalnya, kanker payudara biasanya menyebar pertama kali di sekitar kelenjar getah bening; kemudian menyebar lebih luas melalui tubuh. Kanker bisa juga menyebar melalui aliran darah. Jenis penyebaran ini adalah ciri khas sarcoma.


Pencegahan Kanker

Mengurangi resiko pada kanker tertentu mungkin bisa melalui perubahan makanan dan gaya hidup lain. Bagaimana resiko bisa dikurangi tergantung pada spesifikasi kanker. Tembakau yang digunakan secara langsung dihubungkan dengan sepertiga pada semua kanker. Tidak merokok dan menghindari kontak dengan asap tembakau bisa sangat mengurangi resiko pada kanker paru-paru, ginjal, saluran kemih, dan kepala dan leher. Menghindari penggunaan tembakau tanpa asap (membaui, mengunyah) mengurangi resiko pada kanker mulut dan lidah.
Merubah gaya hidup lain mengurangi resiko pada beberapa jenis kanker. Mengurangi asupan alkohol bisa mengurangi resiko pada kanker kepala dan leher, hati, dan kerongkongan. Mengurangi asupan lemak pada makanan nampak mengurangi resiko pada kanker payudara dan usus. Menghindari terkena sinar matahari (khususnya selama siang hari) bisa mengurangi resiko pada kanker kulit. Melindungi kulit yang terkena dan menggunakan lotion pelindung sinar matahari dengan faktor perlindungan matahari tinggi (SPF) melawan sinar ultraviolet juga membantu resiko pada kanker kulit. Menggunakan aspirin dan obat-obatan anti-peradangan nonsteroidal (NSAIDs) mengurangi resiko kanker colorectal. Tes Papanicolaou (Pap) bisa membantu mencegah kanker servik dengan mendeteksi perubahan prakanker pada sel servik.

Vaksinasi bisa mencegah jenis kanker tertentu yang disebabkan oleh virus. Kanker servik disebabkan oleh infeksi dengan strain tertentu pada human papillomavirus (HPV)yang ditularkan melalui hubungan seksual. Vaksinasi melawan HPV sebelum hubungan seksual apapun bisa sangat mencegah kanker servik. Infeksi HPV bisa juga meningkatkan resiko pada kanker anal dan beberapa bentuk pada kanker kepala dan leher, vaksinasi melawan virus hepatitis B bisa membantu mencegah kanker jenis ini.

Deteksi dini pada pertumbuhan kanker atau prakanker bisa menyelamatkan nyawa. Untuk wanita berusia 40 tahun atau lebih, melakukan mammogram tahunan bisa membantu mendeteksi kanker payudara ketika mereka masih dapat diobati. Untuk orang yang berusia 50 tahun atau lebih, menjalani colonoscopy (inspeksi pada usus besar melalui pipa elastis untuk melihat) setiap beberapa tahun bisa mendeteksi polip dan kanker awal pada usus
Berdasarkan yayasan kanker amerika, resiko yang terjadi pada kanker tertentu kemungkinan dikurangi dengan melakukan perubahan gaya hidup.

Cara yang diketahui mengurangi resiko pada kanker :
• Menghindari merokok atau terkena asap tembakau.
• Menghindari occupational carcinogen (misalnya, asbestos).
• Menghindari terkena sinar matahari yang lama tanpa perlindungan tabir surya.
• Menghindari asupan alkohol yang berlebihan.
• Menghindari penggunaan terapi hormon (misalnya, estrogen dan progesterone).

Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker :
• Membatasi asupan makanan berlemak tinggi, terutama sekali dari bahan-bahan hewani (misalnya, daging berlemak tinggi, produk yang berasal dari lemak susu).
• Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran.
• Menjadi aktif secara fisik.
• Menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas.

Terapi Radiasi
Radiasi adalah bentuk energi kuat yang ditimbulkan oleh bahan radio aktif, seperti kobal, atau oleh peralatan khusus, seperti sebuah akselerator partikel atom (linear).

Radiasi terutama membunuh sel yang membelah dengan cepat dan sel yang sulit untuk memperbaiki DNA mereka (material nuklir). Sel kanker membelah lebih sering dibandingkan sel normal dan seringkali tidak dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi dikarenakan radiasi. Oleh karena itu, sel kanker lebih mungkin dibunuh dengan radiasi dibandingkan sel normal. Meskipun begitu, sel kanker bervariasi dalam bagaimana mudahnya dibunuh dengan radiasi ; beberapa sel sangat kebal dan tidak bisa secara efektif diobati dengan radiasi.

Jenis Terapi Radiasi

Dalam bentuk yang paling umum, terapi radiasi menggunakan cahaya luar pada radiasi gamma yang dihasilkan oleh sebuah akselerator linear. Jarang, radiasi cahaya electron dan proton digunakan. Radiasi cahaya proton, yang bisa difokuskan pada daerah khusus, sangat efektif mengobati kanker tertentu di daerah yang rusak pada jaringan normal yang penting, seperti mata, otak, atau saraf tulang belakang. Semua jenis radiasi cahaya luar difokuskan pada daerah tertentu atau organ tubuh yang mengandung kanker. Untuk menghindari jaringan normal terlalu banyak kena cahaya, beberapa lintasan cahaya digunakan dan jaringan yang mengelilinginya dilindungi sebanyak mungkin. Teknologi baru pada radiansi cahaya luar, disebut terapi radiasi intensitas modul (IMRT).

Terapi radiasi cahaya luar diberikan sebagai rangkaian pembagian dosis seimbang melebihi jangka waktu yang lama. Metode ini meningkatkan efek yang mematikan pada radiasi pada sel kanker ketika mengurangi efek racun pada sel normal. Efek racun dikurangi karena sel normal bisa memperbaiki dirinya sendiri dengan cepat antara dosis dimana sel kanker tidak bisa. Khususnya, seorang yang menerima dosis radiasi setiap hari melebihi jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Untuk memastikan bahwa pada daerah yang sama diobati setiap waktu, orang tersebut dengan tepat diposisikan menggunakan pembalut busa atau alat-alat lain.

Pada cara terapi radiasi yang lain, bahan radioaktif kemungkinan disuntikkan ke dalam pembuluh untuk dialirkan menuju kanker (misalnya, yodium radioaktif, yang digunakan dalam penyembuhan pada kanker tiroid). Cara lain menggunakan pellet kecil (biji) material radioaktif yang diletakkan langsung ke dalam kanker (misalnya, palladium radioaktif digunakan untuk kanker prostat). Penanaman ini menghasilkan radiasi hebat pada kanker, tetapi sedikit radiasi yang menuju jaringan sekitarnya. Penanaman mengandung bahan radioaktif berumur pendek yang berhenti menghasilkan radiasi setelah jangka waktu tertentu.

Baru-baru ini. Bahan radioaktif telah dicampur dengan protein disebut antibody monoclonal, yang mencari sel kanker dan bergabung dengan mereka. Bahan radioaktif digabungkan ke inti antibodi pada sel kanker dan menghancurkan mereka.

Penggunaan

Terapi radiasi memainkan peranan penting dalam menyembuhkan berbagai kanker, termasuk limfoma Hodgkin, n0n-hodgkin lymphoma tahap awal, sel kanker squamous pada kepala dan leher, seminoma (kanker testis), kanker prostat, kanker payudara tahap awal, beberapa bentuk sel kanker paru-paru non-kecil pada pipa udara (larynx) dan prostat, tingkat kesembuhan adalah penting sama dengan terapi radiasi demikian halnya dengan operasi. Kadangkala, terapi radiasi dikombinasikan dengan bentuk penngobatan lain. Jenis tertentu pada obat-obatan kemoterapi, seperti cisplatin, meningkatkan keefektifan terapi radiasi, dan obat-obatan ini kemungkinan diberikan dengan pengobatan radiasi.

Terapi radiasi bisa mengurangi gejala-gejala ketika tidak mungkin sembuh, sama halnya untuk metastases tulang pada myeloma multiple dan tumor yang sangat menyakitkan pada orang dengan paru-paru advanced, kerongkongan, kepala dan leher, dan kanker perut. Dengan menenggelamkan tumor sementara waktu, terapi radiasi bisa menghilangkan gejala-gejala yang disebabkan penyebaran kanker ke tulang atau otak.

Efek Samping

Sayangnya, radiasi bisa merusak jaringan normal disekitar tumor. Efek samping tergantung pada seberapa luas daerah yang akan diobati, dosis apa yang akan diberikan, dan seberapa dekat tumor tersebut ke jaringan peka. Jaringan peka yaitu sel normal yang cepat membelah, seperti kulit, sumsum tulang, folikel rambut, lapisan pada mulut, kerongkongan dan usus. Radiasi bisa juga merusak indung telur dan testis. Dokter berupaya untuk mengakurasi sasaran radiasi terapi untuk mencegah kerusakan yang berlebihan pada sel normal.

Gejala-gejala tergantung pada daerah yang menerima radiasi dan bisa termasuk kelelahan, mulut perih, masalah-masalah kulit (kemerahan, gatal, mengelupas), rasa sakit sekali ketika menelan, radang paru-paru (pneumonitis), hepatitis, masalah-masalah lambung (mual, kehilangan nafsu makan, muntah, diare), masalah-masalah berkemih (meningkatnya frekwensi, rasa terbakar ketika berkemih), dan jumlah darah rendah. Radiasi pada tumor kepala dan leher seringkali menyebabkan kerusakan pada permukaan kulit sama halnya dengan pada lapisan mulut dan kerongkongan. Dokter berupaya mengidentifikasi dan mengobati beberapa gejala-gejala secepat mungkin sehingga orang tersebut tetap merasa nyaman dan bisa melanjutkan pengobatan.


Operasi
Operasi adalah sebuah bentuk pengobatan tradisional pada kanker. Hal ini paling efektif untuk menghilangkan berbagai jenis kanker sebelum menyebar ke kelenjar getah bening atau tempat jauh lainnya (metastasized). Operasi kemungkinan digunakan sendirian atau dipadukan dengan pengobatan lainnya, seperti terapi radiasi dan kemoterapi. Jika kanker tidak menyebar, operasi bisa menyembuhkan orang. Meskipun begitu, hal ini tidak selalu pasti sebelum operasi apakah kanker sudah atau belum menyebar. Jika iya, orang tersebut kemungkinan beresiko tinggi mengalami kanker berulang dan bisa membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah operasi untuk mencegah kambuhnya.

Operasi bukan pengobatan utama ketika kanker telah menyebar. Meskipun begitu, operasi kadangkala digunakan untuk mengurangi ukuran tumor (prosedur yang disebut debulking), sehingga radiasi terapi tersebut dan kemoterapi kemungkinan lebih efektif, atau untuk meringankan gejala-gejala seperti rasa sakit hebat atau penyumbatan usus. Pengangkatan penyebaran dengan cara operasi jarang menghasilkan kesembuhan karena menemukan seluruh tumor tersebut adalah sulit. Tumor yang tertinggal biasanya terus bertumbuh. Meskipun begitu, pada kanker tertentu yang memiliki penyebaran dalam jumlah sangat kecil, terutama sekali pada hati, otak, atau paru-paru, operasi pengangkatan pada penyebaran bisa jadi bermanfaat.

Operasi bukan pengobatan yang dianjurkan untuk kanker tahap awal. Beberapa kanker terjadi di daerah yang tidak dapat dijangkau. Selain itu, pengangkatan kanker bisa membutuhkan pengangkatan organ penting, atau operasi bisa merusak fungsi organ. Pada beberapa kasus, pengobatan radiasi dengan atau tanpa kemoterapi kemungkinan lebih baik.


Kemoterapi
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.

Satu pendekatan baru untuk membatasi efek samping dan meningkat efektivitas penggunaan jenis obat yang "diarah secara molekuler". Obat ini mematikan sel kanker dengan menyerang saluran dan proses vital untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan sel kanker. Misalnya, sel kanker memerlukan pembuluh darah untuk memberikan gizi dan oksigen. Beberapa obat bisa menghalangi pembentukan pembuluh darah ke sel kanker atau saluran pemberian sinyal utama yang menguasai pertumbuhan sel. Imatinib, obat pertama yang seperti itu, sangat efektif untuk kronis myelocytic leukemia dan kanker tertentu saluran pencernaan. Erlotinib dan gefitinib untuk receptors bertempat di permukaan sel pada sel paru-paru kanker kecil-non kanker. Obat yang diarahkan secara molekuler ternyata berguna dalam mengobati banyak kanker lain, termasuk payudara dan kanker ginjal.

Tidak semua kanker memberi respon pada kemoterapi. Jenis kanker menentukan obat mana yang digunakan, dengan kombinasi apa, dan dengan dosis berapa. Kemoterapi mungkin dipakai sebagai satu-satunya perlakuan atau digabungkan dengan terapi radiasi atau pembedahan, atau kedua.

Kemoterapi Dosis tinggi: Pada percobaan untuk meningkatkan efek antitumor dari obat kanker, dosis mungkin ditambah dan waktu antara siklus terapi mungkin dikurangi (dosis kemoterapi padat). Kemoterapi dosis-padat, dengan periode yang diperpendek, secara rutin dipakai pada pengobatan kanker payudara. Kemoterapi dosis tinggi sering dipakai untuk pengobatan orang dengan kanker sudah berulang setelah terapi dosis standar, teristimewa bagi orang dengan myeloma, lymphoma, dan leukemia. Tetapi, kemoterapi dosis tinggi bisa menyebabkan luka yang mengancam hidup pada sumsum tulang. Oleh karena itu, kemoterapi dosis tinggi secara umum digabungkan dengan strategi penyelamatan sumsum tulang. Pada sumsum tulang yang diselamatkan, sel sumsum tulang diangkat sebelum kemoterapi dan dikembalikan kepada orang setelah kemoterapi. Pada beberapa kasus, sel tangkai bisa diisolasikan dari aliran darah dari sumsum tulang dan bisa ditanamkan ke dalam orang setelah kemoterapi untuk memulihkan fungsi sumsum tulang.

Efek Samping

Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat.

Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin.

Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat). Misalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal (anemia), sel darah putih (neutropenia atau leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia). Jika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk pertambahan pembentukan sel darah merah, atau n sel darah merah bisa ditransfusikan. Jika thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk merendahkan risiko pendarahan.

Orang dengan neutropenia meningkatkan risiko terkena infeksi. Demam lebih tinggi daripada 100.4 F pada penderita dengan neutropenia dianggap sebagai keadaan darurat. Orang seperti itu harus dievaluasi untuk infeksi dan mungkin memerlukan antibiotika dan malahan opname. Sel darah putih jarang ditransfusikan karena, waktu ditransfusikan, mereka terus hidup hanya beberapa jam dan menghasilkan banyak akibat sampingan. Malahan, bahan tertentu (seperti granulocyte koloni merangsang faktor) bisa diberikan untuk merangsang produksi sel darah putih.

Efek Samping yang sering terjadi lainnya: Banyak penderita mengalami radang atau malah luka selaput lendir, seperti pada garis mulut. Luka mulut nyeri dan bisa membuat makan sulit. Berbagai larutan oral (biasanya berisi antasida, antihistamin, dan anestetik lokal) bisa mengurangi ketidaknyamanan. Pada kesempatan langka, orang perlu support nutrisi dengan memasang tabung pemberi makan yang ditempatkan secara langsung ke dalam perut atau usus kecil atau dengan urat darah. Jenis obat bisa mengurangi diare yang disebabkan oleh terapi radiasi ke perut.

Orang yang diperlakukan dengan kemoterapi, khususnya senyawa alkylating, mungkin mempunyai risiko bertambah leukemia sedang berkembang beberapa tahun sesudah pengobatan. Beberapa obat, khususnya alkylating agen, sebab infertility di beberapa wanita dan di kebanyakan laki-laki yang mendapat perlakuan ini.

Imunoterapi
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor bisa menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel kekebalan (t limpiosit). Ekstrak bakteri tuberkolosis yang dilemahkan, yang diketahui untuk menaikkan reaksi kekebalan, telah berhasil ketika ditanamkan ke dalam kandung kemih untik mencegah kambuhnya tumor kandung kemih.

Terapi antibodi Monoclonal memerlukan penggunaan antibodi yang dihasilkan secara eksperimental untuk menjadikan protein khusus di atas permukaan sel kanker sebagai sasaran. Trastuzumab adalah salah satu antibodi, yang menyerang HER-2/neu receptor yang hadir di atas permukaan sel kanker pada 25% wanita dengan kanker payudara. Trastuzumab meningkatkan efek obat kemoterapi. Rituximab sangat efektif mengobati lymphomas dan leukemia lymphocytic kronis. Rituximab yang dihubungkan dengan isotop radioaktif bisa digunakan untuk mengantarkan radiasi secara langsung ke sel lymphoma. Gemtuzumab ozogamicin, antibodi dan obat gabungan, efektif pada beberapa orang dengan leukemia myelocytic gawat.

Pemodifikasi reaksi biologis memperbaiki kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk menemukan dan menghancurkan sel kanker, seperti dengan merangsang sel normal untuk menghasilkan utusan kimia (penengah). Interferon (di antaranya ada beberapa macam) adalah yang diketahui terbaik dan sangat luas pemodifikasi reaksi biologis yang digunakan. Hampir semua sel manusia menghasilkan interferon secara alami, tetapi juga bisa dibuat lewat bioteknologi. Walaupun mekanisme tepat pada tindakan tidak benar-benar jelas, interferon mempunyai tugas di dalam pengobatan beberapa kanker, seperti Kaposi\'s sarcoma dan ganas melanoma. Interleukin 2, yang dihasilkan pada sel darah putih tertentu, juga bisa membantu sel carcinoma dan metastatic melanoma di ginjal.


Terapi Kombinasi
Untuk beberapa kanker, pendekatan terbaik adalah kombinasi pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pembedahan atau terapi radiasi mengobati kanker yang dibatasi secara lokal, sedangkan kemoterapi juga mematikan sel kanker yang sudah menjalar ke tempat jauh. Kadang-kadang terapi radiasi atau kemoterapi diberikan sebelum pembedahan untuk menyusutkan tumor, sehingga memperbaiki kesempatan untuk pengangkatan operasi secara tuntas. Terapi radiasi dan kemoterapi dosis rendah setelah pembedahan membantu untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa. Stadium kanker seringkali menentukan apakah terapi tunggal atau kombinasi yang diperlukan. Misalnya, kanker payudara tahap awal mungkin diobati dengan pembedahan saja atau pembedahan digabung dengan terapi radiasi, kemoterapi, atau dengan ketiga-tiganya, bergantung pada ukuran tumor dan risiko kambuhnya. Kanker payudara yang parah di daerah setempat biasanya diobati dengan kemoterapi, terapi radiasi, dan pembedahan.

Kadang-kadang kemoterapi kombinasi digunakan bukan untuk mengobati tetapi mengurangi gejala dan memperpanjang hidup. Kemoterapi kombinasi bisa berguna bagi orang dengan kanker parah yang tidak cocok dengan terapi radiasi atau perlakuan operasi (misalnya, kanker sel paru-paru bukan kecil yang tak bisa diangkat, kanker esophageal, atau kanker kandung kemih).

Pengikut