Sabtu, 24 Januari 2009

Makanan dan sesaji untuk menyambut Tahun Baru Imlek

PENDAHULUAN
Masyarakat Tionghoa pada umumnya merayakan datangnya Tahun Baru Imlek, biasa disebut Sincia atau pesta awal musim semi yang dimulai tanggal 1 Cia-gwee dan berakhir pada tanggal 15 Cia-gwee saat dirayakan Cap Go Meh atau Pesta Goan Siauw, melakukan beberapa upacara ritual keagamaan berupa sembahyang menyambut Tahun Baru Musim Semi (Imlek), sembahyang King Ti Kong (Tuhan Allah) dan dilajutkan dengan pesta Cap Go Meh, walaupun sebelumnya mereka juga melakukan upacara sembahyang untuk para Sinbing seperti Dewa Dapur (Cao Kun Kong), Dewa Bumi (Thouw Te Kong) dan Malaikat Kota (Shia Hong Sin) dan lain sebagainya.

Masyarakat Tionghoa yang ada di Nusantara ini terdiri dari berbagai suku seperti, suku Hokkian, Khek (Hakka), Tiociu, Hokcia, Kongfu (Kanton), dll. Dalam merayakan Tahun Baru Imlek ini pun mereka merayakan dengan beberapa perbedaan. Sedangkan suku Hokkian merupakan mayoritas yang ada di Jawa Tengah. Dalam merayakan Tahun Baru Imlek ini, suku Hokkian yang ada di Jawa Tengah pasti berbeda dengan suku Hokkian yang ada di Medan, Surabaya, Jakarta, Palembang, Pontianak dan Manado.
Tulisan ini banyak menggunakan bahasa atau dialek Hokkian.

MAKANAN DAN SESAJI
Orang-orang Hokkian pada umumnya membuat makanan dan sesaji yang mempunyai makna dan lambang-lambang untuk kemakmuran, panjang umur, kebahagian dan limpahan rezeki.
Beberapa makanan dalam bentuk kue (berasal dari dialek Hokkian “kwe” atau “guo” dalam bahasa Mandarin), biasanya juga wajib dipersembahkan di altar sembahyang, meja abu atau Kong-po. Demikian pula makanan atau sesaji untuk upacara ritual di Jawa Tengah sebenarnya agak berbeda antara Jawa Tengah pesisir utara dan pedalaman. Di pedalaman Jawa Tengah, pengaruh lokal jauh lebih terasa daripada di pesisir. Selain itu ragamnya pengaruhnya lebih kaya dan ukurannya pun lebih kecil dan cantik.

Sesaji pedalaman terdiri dari :
• Wajik Ketan, terbuat dari ketan dan gula Jawa, Jadah Ketan
• Kue Ku (kue bentuk kura-kura berisi kacang tanah untuk yang berwarna hitam, dan kacang hijau untuk yang berwarna merah)
• Tape Ketan
• Kue Mangkok
• Kue Lapis, Sengkulun, Persikan, Lemper, Jongkong
• Kue Keranjang
• Dll

Sesaji pesisiran terdiri dari :
• Kue Keranjang
• Kue Ku (ukurannya lebih besar)
• Wajik Tumpeng (warna merah atau coklat gula Jawa)
• Kue Moho atau “Hwat-kwe” warna merah jambu (yang tanpa isi merekah, dan/ atau yang berisi kacang hijau manis)
• Kue Mangkok
• Kue Lapis
• Kue Lapis Legit
• Kue Nagasari
• Kue Bugis, lemper, Madu Mongso, Corobikang
• Bongko Cunduk, Bongko Meniran, Bongko Kopyor
• Dll.

Manisan :
• Tong-kwa atau Tang-kwee (manisan Beligo)
• Ang-co
• Kit Pia
• Manisan Belimbing
• Atap-seng (manisan kolang-kaling)
• Dll.

Buah-buahan :
• Pisang Raja atau Pisang Mas 1 (satu) sisir
• Tebu Wulung
• Srikaya
• Jeruk Bali (lengkap dengan tangkai dan daunnya)
• Delima yang berwarna Merah
• Kelengkeng
• Jeruk Mandarin
• Belimbing
• Dll.

Makanan untuk dimakan :
• Siu-mie (Mie Panjang Umur) (untuk disajikan dalam makan malam bersama keluarga menjelang tahun baru), orang Hokkian biasa membuat Lo-mie.
• Masakan yang dicampur dengan rumput laut seperti rambut (Fucai)
• Lontong Opor Cap Go Meh (untuk disajikan dalam pesta Cap Go Meh)

Minuman :
• (Arak) To So Ciu

Cemilan :
• Kwaci, Kacang Kulit, Permen, dll.


SIMBOLISME MAKANAN DAN SESAJI

Tujuan daripada sembahyang dengan persembahan makanan dan sesaji ini adalah, merupakan wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan memperoleh tambahan rezeki yang lebih baik, kesehatan, kebahagiaan, kemakmuran, panjang umur, dan limpahan rakhmat, karunia, pertolongan dan perlindungan dari Thian Yang Maha Kuasa, serta untuk menjamu para leluhur, dan berkumpul bersama seluruh keluarga.

Makanan dan sesaji sembahyang yang dipersembahkan di atas altar atau meja sembahyang baik yang murah maupun yang berharga tinggi sekali pun hanya merupakan lambang untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Thian Yang Maha Kasih, yang telah memberikan berkah dan karunianya, sehingga manusia dapat memperoleh penghidupan yang layak. Seluruh sesaji persembahan yang diletakkan di atas altar tersebut, semuanya adalah hasil ciptaan Thian Yang Maha Kuasa di bumi ini.

Segala makanan dan sesaji ini mempunyai arti dan lambang-lambang seperti beberapa contoh sebagai berikut :

WAJIK TUMPENG (WAJIK KETAN)
Melambangkan pengetahuan yang luhur, supaya disebarluaskan sesuai dengan bentuknya yang runcing pada puncaknya dan makin melebar dan luas ke bagian bawahnya. Dapat disimpulkan bahwa, seorang pemimpin atau kepala tentunya dipilih dari orang-orang yang beriman dan berpengetahuan luhur dan berbudi, mengerti dan dapat membedakan antara yang benar dan salah. Yang baik dan benar supaya disebarluaskan, sedangkan yang jelek atau salah supaya diberi bimbingan dan pengarahan menuju ke arah kebenaran dan kebaikan.

KUE KU
Melambangkan panjang umur.

KUE MOHO (HWAT KWE)
Melambangkan sumber rezeki untuk amal. Bentuk kue ini merekah (megar, bhs. Jawa) di bagian atasnya menjadi empat bagian yang mengibaratkan sumber rezeki yang berlimpah ruah, sebab sumber rezeki merupakan pokok utama untuk kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa sumber rezeki kita takkan dapat bertahan hidup.

KUE LAPIS LEGIT ATAU KUE LAPIS
Melambangkan datangnya rezeki yang berlapis-lapis.

KUE KERANJANG
Rasa manis kue keranjang melambangkan hubungan antara anggota keluarga dan orang sekitarnya. Lengketnya melambangkan eratnya hubungan antar anggota keluarga dan orang sekitarnya. Bentuk kue yang bulat melambangkan kesatuan dan kesatuan hubungan antara anggota keluarga dan orang sekitarnya.
Kue keranjang yang disusun ke atas dengan kue Moho berwarna merah di bagian atasnya, melambangkan harapan agar kehidupan dan penghidupan menjadi manis dan kian menanjak dan mekar seperti Kue Moho.

Kue keranjang secara keseluruhan melambangkan keharmonisan, kekentalan, keeratan, kesatuan yang utuh, hubungan antara manusia dengan lingkungannya, selaras dengan alam semesta secara menyeluruh (bulat) dan universal.

MANISAN TANG-KWEE (BELIGO)
Merupakan simbol ketulusan.

MANISAN ANG-CO
Disebut sebagai salah satu makanan para Dewa, melambangkan berkah.

MANISAN KOLANG KALING (BUAH ATAP)
Melambangkan agar manusia senantiasa berhati tetap dan mantap serta “eling” (ingat).

KIT-PIA
Kata “Kit” diartikan selamat.

PISANG RAJA ATAU PISANG MAS
Diartikan melambangkan kerukunan dalam rumah tangga dan masyarakat untuk membina persatuan dan kesatuan agar supaya hidup akur dan saling mengasihi.

JERUK MANDARIN (LOKAM)
Dalam bahasa Mandarai disebut Chi-tze, artinya buah keberuntungan.

SRIKAYA
Pengharapan menjadi kaya.

DELIMA MERAH
Agar hidup keluarga rukun.

BELIMBING
Melambangkan ketajaman pikiran.

JERUK BALI
Melambangkan kebahagiaan.

TEBU WULUNG
Melambangkan keselamatan. (khas suku Hokkian)

SIU-MIE (MIE PANAJANG UMUR) ATAU LO-MIE
Melambangkan panjang umur dan hidup bahagia serta murah rezeki.

TO SO CIU
Arak yang dicampur dengan berbagai ramuan obat-obatan Tiongkok, disajikan bersama menikmati Siu-mie. Melambangkan kehangatan dalam keluarga dan kehidupan yang sehat.

Penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek ini ada pada saat Cap Go Meh, dimana masyarakat Tionghoa di Jawa Tengah biasanya menyajikan dan menyuguhkan Lontong Cap Go Meh.

Demikian makanan dan sesaji untuk perayaan Tahun Baru Imlek yang merupakan rangkaian upacara ritual dan sembahyang yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa pada umumnya dan khususnya kaum suku Hokkian di wilayah Jawa Tengah yang begitu beragam dan penuh dengan nilai-nilai filosofi yang tinggi.

Selamat menikmati bersama keluarga, sanak saudara, teman dan sahabat.

o GONG XI FA CAI
o SIN CUN KIONG HI, THIAM HOK THIAM SIU, BAN SU JI I
o SIN CIA JU I (TANG-TANG JU I)
o KHIONG HI KUO SIN NYAN
o KHUNG HEI FAT CHOY
o KONG HE SIN SHI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut